Horizontal Navigation

Tuesday, October 9, 2012

Piodalan di Pura Dalem Balingkang

Piodalan adalah suatu perayaan di pura atau kahyangan yang dilaksanakan oleh para pangempon atau panyungsung pura tersebut. Piodalan pada suatu pura biasanya dilaksanakan setiap 6 bulan sekali (bedasarkan pawukon atau wuku) dan setiap 1 tahun sekali (bedasarkan sasih). Piodalan di Pura Dalem Balingkang, Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Bangli dilaksanakan setiap satu tahun sekali berdasarkan sasih yaitu pada hari Purnama Kalima (purnama bulan ke-5 dalam perhitungan kalender Bali) jatuh antara bulan Oktober sampai November. Pada saat piodalan di Pura Dalem Balingkang umat Hindu di seluruh pulau Bali maupun di luar pulau Bali berduyun-duyun melaksanakan persembahyangan atau tirtayatra untuk memohon kesejahteraan dan kelancaran setiap usaha yang digelutinya. Secara garis besar prosesi piodalan di Pura Dalem Balingkang yaitu :

1.         Nanjeb Dana (Matur Piuning)
Nanjeb dana atau matur piuning dilakukan pada hari Purnama Kapat atau sebulan sebelum piodalan di Pura Dalem Balingkang. Tujuan dari Nanjeb Dana yaitu memohon kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Ida Bhatara-Bhatari di Pura Dalem Balingkang). Agar Beliau berkenan untuk melimpahkan segala waranugraha-Nya kepada umat sedharma, khususnya pangempon Pura Dalem Balingkang dalam pelaksanakan piodalan di Pura Dalem Balingkang yang akan berlangsung. Nanjeb Dana ditandai dengan menancapkan suwiran dan ngunggahang tapakan linggih sebagai tanda akan di laksanakannya piodalan. Nanjeb Dana sering pula di sebut ngeker desa oleh masyarakat pangempon Pura Dalem Balingkang, yaitu Desa Pakraman Pinggan.

2.         Ngamedalang Ida Bhatara
Ngemedalang Ida Bhatara di Pura Dalem Balingkang dilakukan pada saat malam hari yaitu tepat jam 12 malam (tengahinglatri). Ngemedalang Ida Bhatara di Pura Dalem Balingkang tidak dilaksanakan apabila bertepatan dengan rahina Pasah (:Tri Wara), Saniscara (:Sabtu) dan Soma (:Senin), hal ini berdasarkan Desa Kala Patra yang berlaku di Desa Pakraman Pinggan menganggap bahwa hari tersebut merupah hari mati (hari tidak baik untuk melaksanakan upacara keagamaan khususnya Dewa Yadnya). Hal tersebut yang mempengaruhi lama tidaknya pelaksanaan piodalan di Pura Dalem Balingkang (nyejer). Pada saat piodalan semua arca pralingga (Ida Bhatara) disthanakan di Pemaruman Agung yang berada di Madhya Mandala, kecuali Ida Bhatara di palinggih Saraswati, Tanggun Titi, Ratu Ayu Mas Subandar, Jro Kanginan, dan Jro Kawanan.

3.         Mapeningan (Makiyis)
Mapeningan atau Makiyis biasanya dilalakukan di pura beji atau sumber-sumber mata air (patirtan) yang dipercaya memiliki nilai kesucian yang tinggi. Di samping itu juga makiyis biasanya dilakukan pada pura yang mempunyai hubungan historis dengan Pura Dalem Balingkang. Pelaksanaan makiyis di Pura Dalem Balingkang tergantung pada situasi dan kondisi berdasarkan hasil peparuman prajuru atau rapat prajuru dan panitia Pura Dalem Balingkang. Secara umum makiyis bertujuan untuk menyucikan arca pralingga Ida Bhatara dalam hal ini arca pralingga di Pura Dalem Balingkang.

4.         Mepada  dan Katur Bhakti Piodalan (Puja Wali)
Katuran Bhakti Piodalan merupakan puncak dari upacara piodalan di Pura Dalem Balingkang, yaitu pada Purnama Kalima yang dilaksanakan pada malam hari. Sebelum melaksanakan upacara bhakti piodalan diawali dengan melaksanakan upacara Mepada Wewalungan yang bertujuan untuk menyucikan hewan kurban (Kerbau, Kambing, Babi, Bebek, dan Ayam) dan semua sarana upakara lainnya. Sealain bertujuan untuk menyucikan sarana upacara, mepada juga bertujuan untuk menyucikan Bhuwana Agung khususnya di areal Pura Dalem Balingkang. Upacara mepada dilaksanakan mengelilingi areal pura sebanyak tiga kali searah jarum jam (purwa daksina). Setelah selsai upacara mepada dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban (kerbau ; jro gde) oleh Jro Kubayan Kiwa Desa Sukawana sebagai lambang persembahan hewan kehadapan Ida Bhatara-Bhatari di Pura Dalem Balingkang.

5.         Katur Bakti Pengatep (Penganyar)
Bhakti Penganyar ini dilaksanakan setiap hari yang ditandai dengan melakukan sembahyang bersama. Biasanya dilaksanakan pada sore atau malam hari, setelah pragina igel (tari sakral) oleh desa pengempon selsasi melaksanakan ayah-ayahan atau menari.

6.         Ida Bhatara Masineb (Ngeluhur)
Setelah semua prosesi upacara di atas terlaksanakan, untuk mengakhiri prosesi piodalan di Pura Dalem Balingkang yaitu dengan Nyineb Ida Bhatara atau mensthanakan Ida Bhatara pada palinggih-Nya masing-masing. Nyineb Ida Bhatara juga tidak diperbolehkan pada saat rahina Pasah (:Tri Wara), Soma (:Senin), dan Saniscara (:Sabtu) yang dilaksanakan pada malam hari.

8.         Maprani
Maprani merupakan upacara penutup dalam rangakaian prosesi piodalan di Pura Dalem Balingkang. Upacara ini dilaksanakan sehari setelah Ida Bhatara Masineb atau Ngaluhur. Adapun tujuan dari upacara ini yaitu untuk memohon maaf kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Ida Bhatara-Bhatari di Pura Dalem Balingkang) apabila selama pelaksanan prosesi piodalan ada suatu kesalahan, baik secara disengaja ataupun tidak disengaja serta untuk memohon waranugraha Ida Bhatara agar kehidupan masyarakat senantiasa tentram dan damai.

5 comments: